Saat Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat semakin mengadopsi mobil sport bertenaga baterai, Penta berkonsultasi dengan para ahli untuk menjelajahi masa depan pasar mobil sport premium.


Richard Koppelman, presiden Miller Motorcars di Greenwich, Connecticut, yang mengelola berbagai merek bergengsi seperti Ferrari, Maserati, Alfa Romeo, McLaren, Aston Martin, Bentley, Rolls-Royce, Pagani, De Tomaso, dan Pininfarina, memiliki pandangan yang menarik.


Lokasi Miller Motorcars juga memiliki sejarah panjang, dimulai dari bisnis Ferrari Amerika yang didirikan oleh Luigi Chinetti.


Apakah pasar mobil sport super dan ultimate akan beralih ke listrik? Meskipun semua perusahaan yang dikelola oleh Koppelman memiliki kemampuan elektrifikasi, dia merasa bahwa pergerakan tersebut belum sepenuhnya mantap. "Butuh waktu bertahun-tahun bagi pasar mobil sport ultimate untuk berkembang, namun kini pasar tersebut siap untuk digarap," ujar Koppelman. "Pandemi telah membuat banyak orang menyadari bahwa hidup terlalu singkat, dan mereka tidak ingin menunggu apa yang mereka cintai. Di sisi lain, produsen juga belum dapat memenuhi permintaan mobil sport yang terus meningkat."


Koppelman mencatat bahwa beberapa mobil mewah bekas, seperti Rolls-Royce Cullinan, terjual dengan harga lebih tinggi daripada model barunya. Bahkan, pesanan untuk mobil sport ultimate Horacio Pagani asal Italia, yang harganya mencapai jutaan dolar, sudah antre hingga empat tahun ke depan. Fenomena ini menunjukkan tingginya permintaan dan seberapa besar premium yang bersedia dibayar oleh pembeli untuk kendaraan mewah yang sulit ditemukan. Miller Motorcars telah menjual enam Bugatti Divo seharga $5,8 juta dan dua Pininfarina Battista seharga $2 juta. "Orang-orang memiliki banyak uang saat ini, dan mereka bersedia mengeluarkan uang untuk barang-barang mewah," kata Koppelman, menekankan semakin besarnya minat para pembeli kaya akan barang-barang mewah.


Brett David, yang telah menjalankan Prestige Imports di North Miami sejak 2007, sependapat dengan Koppelman. Dealer yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 1977 ini menjual merek-merek seperti Lamborghini, Pagani, Lotus, dan Karma. Pengalaman David di industri ini memberikan perspektif berharga mengenai tren saat ini dan arah pasar di masa depan. "Elektrifikasi total sedang terjadi, ini adalah masa yang unik bagi industri ini," kata David. Dia menyebutkan mobil sport hybrid seperti Porsche 918 Spyder, Ferrari LaFerrari, dan McLaren P1 yang telah membuka jalan bagi mobil sport plug-in. Penggabungan merek legendaris Bugatti dengan Rimac Electric Cars yang berbasis di Kroasia menandai tonggak penting, yang melambangkan pertemuan antara kemewahan tradisional dengan teknologi listrik terkini, serta membuka era baru untuk kendaraan berkinerja tinggi.


Pasar untuk mobil sport seperti ini semakin berkembang. Bugatti mengumumkan pada bulan September bahwa 45 persen dari pesanan untuk Chiron Super Sports baru yang bernilai $3,8 juta dan memiliki 1.600 tenaga kuda yang akan dikirim tahun depan, datang dari pelanggan baru. Hal ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat untuk mobil sport mewah, meskipun pasar sedang beralih menuju elektrifikasi. Mobil sport konvensional, seperti Pagani Huayra Roadster BC dengan mesin V12 khusus yang dikembangkan oleh Mercedes-AMG, tetap terjual dengan baik. "Mobil ini adalah peluncuran penting bagi Pagani. Ini adalah rilisan eksklusif, dengan hanya 40 unit yang akan diproduksi," kata David. Eksklusivitas ini menambah daya tarik, menjadikan mobil ini sangat dicari oleh kolektor dan penggemar.


David juga mencatat bahwa pembeli mobil sering kali dipengaruhi oleh "emosi dan suara yang dihasilkan mobil, musik dari mesin V12 saat mesin berputar." Jika seseorang membeli mobil sport sebagai investasi dan hanya memindahkannya menggunakan truk trailer, mereka mungkin tidak merasakan hal yang sama. Beberapa pelanggan Pagani bahkan hanya mengendarai mobil sport mereka beberapa ribu mil dalam setahun, menekankan pentingnya pengalaman berkendara dibandingkan sekadar memiliki mobil tersebut. Meskipun mobil sport listrik tidak menghasilkan "musik" yang sama, mereka sering kali menawarkan "ledakan kecepatan yang menakjubkan" yang melampaui kecepatan mobil sport berbahan bakar pembakaran internal, meskipun kecepatan tertinggi mereka biasanya lebih rendah. Untuk mengatasi masalah "musik" ini, beberapa produsen menambahkan suara elektronik yang keluar dari sistem audio mobil seiring meningkatnya kecepatan, mencoba menciptakan sensasi yang terkait dengan mobil sport tradisional.


Christopher Pagani, putra dari pendiri perusahaan Horacio Pagani, mengatakan kepada Penta bahwa meskipun tenaga penggerak bisa berubah, pendekatan perusahaan dalam membangun mobil sport tidak akan berubah. "Kami hanya memproduksi 40 hingga 50 mobil sport setiap tahun. Apakah mobil itu bertenaga V12, V10, menggunakan powertrain hybrid, atau listrik, menurut kami itu bukan hal besar bagi pelanggan kami, selama mobil itu sangat unik." Mobil sport terbaru Pagani, yang bernama kode C10, akan tetap menggunakan mesin V12 dengan tenaga besar, menjaga warisan Pagani sebagai produsen kendaraan berkinerja tinggi yang dirancang dengan sangat unik.


Peralihan menuju powertrain listrik dan hybrid pada mobil sport kelas atas adalah evolusi yang menarik. Langkah ini sejalan dengan tren otomotif yang lebih luas, sementara tetap mempertahankan kualitas inti yang membuat mobil-mobil ini menonjol: eksklusivitas, kinerja, dan ikatan emosional yang terjalin dengan pemiliknya. Seiring kemajuan teknologi, perpaduan antara kerajinan tradisional dan inovasi mutakhir akan membentuk masa depan mobil sport mewah.