Chamomile Jerman dan Chamomile Romawi adalah dua varietas chamomile yang umum ditemukan dan memiliki perbedaan mencolok meskipun keduanya berasal dari genus tanaman yang sama.
Kedua jenis chamomile ini memiliki perbedaan dalam hal penampilan, kondisi tumbuh, dan pemanfaatannya. Mengetahui perbedaan ini sangat penting agar Anda bisa memilih jenis chamomile yang tepat untuk kebutuhan Anda. Berikut ini adalah pembahasan mendalam mengenai kedua jenis chamomile tersebut.
1. Perbedaan Penampilan Chamomile Jerman dan Chamomile Romawi
Chamomile Jerman dan Chamomile Romawi memiliki penampilan yang cukup berbeda meskipun keduanya termasuk dalam keluarga yang sama. Chamomile Jerman memiliki bunga yang lebih kecil, dengan diameter sekitar 1 hingga 2 cm. Sementara itu, Chamomile Romawi memiliki bunga yang lebih besar, dengan diameter 2 hingga 3 cm.
Selain ukuran bunga, Chamomile Jerman juga memiliki kelopak bunga yang lebih tipis dengan pusat bunga yang berwarna kuning cerah. Sebaliknya, Chamomile Romawi memiliki kelopak bunga yang lebih lebar dengan pusat bunga yang berwarna kekuningan. Di sisi lain, Chamomile Jerman memiliki tangkai bunga yang lebih panjang, sedangkan Chamomile Romawi memiliki tangkai bunga yang relatif lebih pendek.
2. Kondisi Tumbuh yang Berbeda
Kedua jenis chamomile ini juga memiliki preferensi yang berbeda dalam hal kondisi tumbuh. Chamomile Jerman tumbuh subur di Eropa dan Amerika Utara, dan lebih menyukai iklim yang hangat dengan sinar matahari penuh. Tanaman ini juga tidak terlalu menuntut soal jenis tanah, sehingga bisa tumbuh di berbagai jenis tanah.
Di sisi lain, Chamomile Romawi lebih sering ditemukan di daerah Mediterania yang memiliki iklim hangat dan kondisi tanah yang lebih kering. Chamomile Romawi membutuhkan perhatian lebih dalam hal perawatan karena lebih sensitif terhadap kelembapan tanah yang berlebihan.
3. Manfaat dan Penggunaan Chamomile Jerman dan Chamomile Romawi
Manfaat dan penggunaan kedua jenis chamomile ini juga berbeda. Chamomile Jerman lebih banyak digunakan dalam pengobatan herbal dan pengobatan tradisional Tiongkok. Bunga Chamomile Jerman sering digunakan untuk membuat teh herbal atau ekstrak bunga yang memiliki sifat menenangkan, antiinflamasi, dan anti-alergi. Tanaman ini dikenal dapat membantu meredakan kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, dan mengatasi peradangan pada kulit.
Sementara itu, Chamomile Romawi lebih sering digunakan dalam bidang pertamanan dan kecantikan. Bunga Chamomile Romawi memiliki aroma yang khas dan sering digunakan untuk membuat produk-produk kecantikan seperti sabun, sampo, dan minyak esensial. Chamomile Romawi terkenal dengan sifat antibakterinya, serta kemampuannya menenangkan kulit dan memberikan efek relaksasi.
4. Komposisi Kimia yang Berbeda
Dalam hal komposisi kimia, Chamomile Jerman mengandung berbagai bahan aktif seperti minyak atsiri, flavonoid, kumarin, dan terpena. Salah satu komponen paling penting dalam Chamomile Jerman adalah minyak atsiri, yang mengandung α-folate dan verbenone. Zat-zat inilah yang memberikan sifat antiinflamasi, menenangkan, dan anti-alergi pada Chamomile Jerman.
Chamomile Romawi juga mengandung bahan aktif serupa, namun komposisinya lebih sederhana. Minyak atsiri dalam Chamomile Romawi mengandung α-folate, methylated α-folate, dan asam sinamat. Komponen-komponen inilah yang memberikan Chamomile Romawi sifat antibakteri, antiinflamasi, dan menenangkan.
5. Metode Budidaya yang Berbeda
Chamomile Jerman umumnya dibudidayakan dalam skala besar untuk memenuhi permintaan di bidang pengobatan herbal dan tradisional. Chamomile Jerman bisa diperbanyak dengan biji dan tumbuh cepat di iklim yang mendukung. Tanaman ini cukup fleksibel dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah.
Sebaliknya, Chamomile Romawi lebih sering dibudidayakan di kebun untuk keperluan penghias taman dan penambah warna pada bunga-bunga di kebun. Meskipun bisa diperbanyak dengan biji, Chamomile Romawi memerlukan perhatian khusus dalam perawatannya karena lebih memilih iklim yang lebih hangat dan tanah yang lebih kering.
6. Penggunaan Tradisional Chamomile Jerman dan Chamomile Romawi
Dalam tradisi pengobatan, Chamomile Jerman memiliki sejarah yang panjang di Eropa dan berbagai belahan dunia lainnya. Tanaman ini digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan, sakit kepala, pilek, dan peradangan kulit. Selain itu, Chamomile Jerman juga sering digunakan sebagai bahan dasar teh herbal dan berbagai produk herbal lainnya.
Di sisi lain, Chamomile Romawi memiliki sejarah panjang dalam pengobatan sejak zaman Romawi kuno. Chamomile Romawi digunakan untuk meredakan masalah pencernaan, peradangan, dan gangguan pada sistem saraf. Selain itu, bunga Chamomile Romawi sering digunakan dalam pembuatan rangkaian bunga, parfum, dan produk kecantikan karena memiliki efek menenangkan dan antibakteri pada kulit.
Meskipun Chamomile Jerman dan Chamomile Romawi berasal dari genus tanaman yang sama, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam penampilan, kondisi tumbuh, dan penggunaan. Chamomile Jerman lebih dikenal dalam dunia pengobatan herbal, sementara Chamomile Romawi lebih sering digunakan dalam dunia kecantikan dan pertamanan. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda memilih chamomile yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Kedua jenis chamomile ini memiliki manfaat yang unik dan nilai yang tinggi, baik di bidang pengobatan maupun dalam dekorasi taman. Jadi, apakah Anda siap mencoba manfaat dari kedua jenis chamomile ini?