Setelah berakhirnya Milan Design Week pada bulan April, 18th Venice Architecture Biennale segera mencuri perhatian di kanal-kanal Venesia pada 20 Mei dan akan berlangsung hingga 26 November 2023.


Di bawah kurasi arsitek Lesley Lokko, Biennale kali ini mengusung tema "Laboratory of the Future". Dengan 63 paviliun nasional, 89 peserta, dan sembilan acara di sisi kota, acara ini menampilkan lebih dari 200 proyek yang berkontribusi pada pameran.


Paviliun Brasil berhasil meraih Golden Lion untuk Paviliun Nasional Terbaik berkat pamerannya yang memukau dan terinspirasi oleh bumi itu sendiri. Dikurasi oleh arsitek Gabriela de Matos dan Paulo Tavares, paviliun ini menampilkan lantai yang dilapisi tanah dan plinth tanah yang dipadatkan, membagi "tanah" menjadi dua bagian yang berbeda. Ruang pameran yang tertutup tanah dan dipenuhi dengan stan-stan dari tanah yang dipadatkan menggambarkan desain yang sangat memikat.


Bagian pertama mengeksplorasi warisan, desain, dan lanskap dari komunitas adat yang terpinggirkan dan terpaksa dipindahkan saat pembangunan Brasília pada pertengahan abad ke-20. Sementara itu, bagian kedua berfokus pada arsitektur historis dan adat istiadat di seluruh Brasil, menjelajahi ruang hidup dari suku Tucano, Arawak, dan Macu. Pameran Paviliun Brasil juga menyoroti praktik, teknologi, dan kebiasaan terkait pengelolaan dan produksi tanah di negara tersebut. Pameran ini memberi sorotan pada cara alternatif dalam membangun dan memahami arsitektur yang berakar pada pengetahuan leluhur, dengan tujuan untuk mendefinisikan kembali masa kini dan membentuk masa depan yang berfokus pada tema "dekolonisasi" dan "dekarbonisasi" pembangunan.


Paviliun Inggris mengambil pendekatan unik dengan menggunakan seni instalasi daripada model arsitektur untuk menggambarkan upaya membangun komunitas dari diaspora Inggris di negara lain. Paviliun ini mengeksplorasi bagaimana imigran baru membawa kebiasaan dan praktik budaya mereka untuk berintegrasi dengan komunitas lokal, sambil memeriksa dampak ekonomi dan nilai-nilai yang muncul dari benturan budaya yang berbeda. "Dancing Before the Moon," yang menggali arsitektur tak terlihat, mendekonstruksi persepsi kita tentang lingkungan binaan, mengalihkan perhatian pada orang-orang, komunitas, ritual, praktik sosial, dan kebiasaan sehari-hari.


Paviliun Australia menampilkan pameran multi-faset dan multi-sensori yang menggali tema dekarbonisasi. Dikurasi oleh Basma dan Noura Bouzo serta dirancang oleh arsitek AlBara Saimaldahar, paviliun ini memiliki desain mencolok dengan struktur logam oktagonal yang dihiasi dengan susunan cerdik bata merah. Panel-panel kayu melapisi bagian dalam, sementara bata tanah liat yang dicetak 3D di bagian luar meniru bentuk bergelombang dari bukit pasir. Struktur keseluruhan menciptakan kesan megah dan atmosferik, mewakili karakteristik arsitektur dan material unik dari wilayah Saudi sambil menyampaikan pesan arsitektur yang humanistik.


Paviliun AS, yang dikuratori oleh Direktur Eksekutif Galeri Tizziana Baldenebro dan kurator Museum Seni Kontemporer Cleveland Lauren Leving, menampilkan pameran yang menggugah pemikiran. Paviliun ini membenamkan pengunjung dalam pameran karya-karya plastik yang diciptakan oleh beragam arsitek dan seniman. Kurator Lesley Lokko mencermati perannya, menyoroti munculnya tatanan dunia baru dan pergeseran dalam produksi pengetahuan serta kontrol. Dia menekankan bahwa audiens yang berkembang kini haus akan narasi yang beragam, alat baru, dan bahasa spasial, formal, dan kontekstual yang berbeda. Setelah dua tahun yang penuh tantangan dan perpecahan, para arsitek memiliki kesempatan unik untuk memamerkan keahlian mereka dengan menghadirkan ide-ide ambisius dan kreatif yang secara kolektif membayangkan masa depan yang lebih adil dan optimis.


Dengan beragam pameran yang mencakup topik dari dekolonisasi hingga arsitektur yang lebih berkelanjutan, Venice Architecture Biennale 2023 menawarkan kesempatan langka untuk melihat tren dan ide masa depan dalam dunia arsitektur. Dari paviliun yang terinspirasi oleh warisan budaya hingga desain yang mengutamakan keberlanjutan, setiap pameran di Biennale kali ini memberi pandangan baru tentang bagaimana arsitektur dapat menciptakan dunia yang lebih baik.