Desa Penglipuran, sebuah permata tersembunyi di Kabupaten Bangli, Bali, telah lama menjadi sorotan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Terkenal karena keasrian, kebersihan, dan tata ruang yang unik, desa ini menawarkan pengalaman budaya yang autentik dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan modern. Suasana damai dan keteraturan yang dijaga dengan sangat baik membuat Desa Penglipuran menjadi salah satu destinasi wisata budaya terbaik di Indonesia.
lokasi "Desa Wisata Penglipuran"
Sejarah Singkat Desa Penglipuran
Desa Penglipuran dipercaya telah ada sejak ratusan tahun lalu dan merupakan pemukiman tradisional yang dibangun dengan filosofi adat serta sistem sosial yang sangat kuat. Nama “Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura” yang berarti tempat suci untuk mengenang para leluhur. Desa ini dibangun dengan konsep tata ruang yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal dan filosofi harmonisasi antara manusia dengan lingkungan.
Setiap rumah di desa ini memiliki bentuk arsitektur yang hampir seragam, mencerminkan kesetaraan sosial antarwarga. Hal ini menciptakan pemandangan yang sangat indah dan harmonis, terutama dengan latar belakang perbukitan dan hutan bambu yang mengelilingi desa.
Kegiatan Adat yang Masih Terjaga
Keunikan Desa Penglipuran juga terletak pada upaya warganya dalam melestarikan berbagai kegiatan adat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat masih aktif melakukan berbagai upacara tradisional yang berkaitan dengan kehidupan sosial, musim, dan kegiatan pertanian.
Salah satu kegiatan adat yang menarik perhatian adalah upacara gotong royong yang dilakukan secara berkala. Dalam kegiatan ini, seluruh warga bahu-membahu membersihkan lingkungan desa, memperbaiki fasilitas umum, dan merawat area hutan bambu yang menjadi bagian penting dari ekosistem desa. Nilai kebersamaan dan solidaritas menjadi jiwa dari setiap aktivitas yang dilakukan.
Selain itu, ada juga berbagai pertunjukan seni seperti tarian tradisional, musik gamelan, serta kerajinan tangan khas Bali yang dipamerkan kepada para wisatawan. Hal ini tidak hanya melestarikan budaya lokal tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi warga setempat.
Mengapa Wisatawan Jatuh Hati pada Desa Penglipuran?
Ada banyak alasan mengapa wisatawan begitu menyukai Desa Penglipuran. Yang pertama adalah suasana tenang dan sejuk yang jarang ditemukan di tempat wisata lain. Berada di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut, desa ini memiliki udara yang segar dan suhu yang sejuk, sangat cocok untuk menghindari cuaca panas di kota.
Desain tata letak desa yang rapi, jalanan bersih tanpa kendaraan bermotor, serta lingkungan yang asri memberikan pengalaman menyenangkan bagi siapa saja yang berkunjung. Tidak heran jika Desa Penglipuran pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia oleh beberapa media internasional.
Wisatawan juga sangat menghargai keramahan warga lokal. Mereka akan disambut dengan senyum hangat dan pelayanan yang tulus. Anda bisa dengan mudah berinteraksi, belajar tentang budaya, atau bahkan mencoba membuat kerajinan tangan khas Bali bersama warga setempat.
Selain itu, berbagai spot foto yang Instagramable membuat desa ini sangat digemari kalangan muda. Rumah-rumah tradisional yang berjajar rapi, jalan berbatu yang bersih, serta hutan bambu yang rimbun menciptakan latar sempurna untuk berfoto dan mengabadikan momen liburan Anda.
Destinasi Wajib Kunjungi Saat ke Bali
Dengan segala keunikan dan daya tariknya, Desa Penglipuran telah menjadi destinasi wajib bagi siapa pun yang ingin merasakan sisi lain Bali. Bukan hanya tentang keindahan alam, desa ini adalah cerminan bagaimana tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan tanpa saling mengganggu.
Jika Anda mencari liburan yang menyenangkan, menenangkan, dan penuh nilai budaya, Desa Penglipuran adalah pilihan yang tepat. Jadi, saat Anda merencanakan liburan ke Bali, jangan lewatkan kesempatan untuk menyusuri keindahan desa ini, tempat di mana waktu terasa berjalan lebih lambat dan kehidupan terasa lebih bermakna.
simak video "keindahan Desa Wisata Penglipuran"
video by "CNN Indonesia"