Tanah hanya menutupi 29% dari permukaan Bumi, dengan hamparan luas pegunungan, dataran, dan hutan. Namun, sebagian besar tanah yang tersisa diklasifikasikan sebagai gurun.
Di antara gurun-gurun ini, yang terbesar dan paling terkenal adalah Gurun Sahara, yang terletak di Afrika.
Para ilmuwan telah lama penasaran dengan kedalaman gurun yang luas ini dan potensi konsekuensi dari menggali segala sesuatu di bawah hamparan pasirnya yang tampaknya tak berujung.
Gurun dapat ditemukan di hampir setiap negara, meskipun hanya menempati area yang lebih kecil. Meskipun ukurannya kecil, mereka memiliki karakteristik dan lanskap yang serupa, konsisten dengan lingkungan gurun secara keseluruhan.
Gurun Sahara, yang membentang di area yang sangat luas, memiliki perbedaan sebagai gurun terbesar di dunia. Dengan luas sekitar 9,32 juta kilometer persegi, Sahara membentang sekitar 4.800 kilometer panjangnya dan 1.800 kilometer lebarnya.
Gurun Sahara menampilkan berbagai jenis lanskap, termasuk hamparan pasir, gurun kerikil, medan berbatu, dan bahkan sebuah gurun garam kecil yang tersembunyi di dalamnya. Di seluruh gurun, bukit pasir yang luas mendominasi pemandangan, dengan ketinggian yang bervariasi tergantung lokasinya.
Dikarakteristikkan oleh kekeringan, Sahara mengalami curah hujan yang minimal, dengan rata-rata sekitar 90 milimeter per tahun. Dalam beberapa kasus, hujan mungkin tidak turun selama dua hingga tiga tahun, memperparah kondisi yang keras.
Akibatnya, kelangkaan sumber daya air menimbulkan tantangan besar bagi kelangsungan hidup, membuat Gurun Sahara mendapatkan reputasi sebagai zona terlarang bagi manusia dan bentuk kehidupan lainnya.
Mengingat sifat dasar Bumi sebagai planet berbatu, maka dapat dipastikan bahwa batuan ada di bawah bentuk lahan di area mana pun, termasuk Gurun Sahara. Jadi, bahkan jika pasir digali, batuan dasar masih akan ada di bawahnya. Tapi seberapa dalam pasir membentang di gurun yang luas ini?
Meskipun mendapatkan pengukuran yang tepat dari kedalaman bukit pasir di seluruh Gurun Sahara sangat sulit, ahli geologi telah memperkirakan kedalaman rata-rata sekitar 150 meter melalui penelitian yang luas. Untuk memahami hal ini, 150 meter setara dengan tinggi gedung pencakar langit modern, menekankan volume pasir kuning yang sangat besar di dalam Gurun Sahara.
Pembentukan bukit pasir di Sahara terjadi dalam jangka waktu yang lama karena angin terus menerbangkan partikel pasir, membentuk dan mengubah lanskap. Bukit pasir ini bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dengan beberapa menjulang puluhan atau bahkan ratusan meter tingginya, sementara bukit pasir yang lebih kecil mungkin hanya mencapai beberapa meter tingginya.
Pasir kuning yang membentuk Gurun Sahara terutama terdiri dari butiran kuarsa halus yang sering diangkut oleh angin. Butiran-butiran ini meninggalkan celah di antara mereka, memungkinkan aliran udara dan kelembaban.
Jika seluruh pasir digali, wilayah gurun akan berubah menjadi depresi besar, memperlihatkan batuan dan tanah kosong. Perubahan seperti itu dapat memiliki dampak besar pada ekosistem gurun yang rapuh, mengganggu keseimbangan kehidupan di wilayah kering ini.
Gurun Sahara adalah gurun terbesar di dunia, membentang di area luas yang ditandai oleh beragam lanskap dan kondisi yang keras. Meskipun kedalaman pasti dari bukit pasirnya masih belum diketahui, ahli geologi memperkirakan kedalaman rata-rata sekitar 150 meter.
Pasir kuning ikonik Sahara, yang terdiri dari butiran kuarsa halus, terus dibentuk oleh angin. Jika pasir digali, ekosistem gurun akan berubah secara dramatis, dengan batuan dan tanah kosong menggantikan hamparan pasir yang dulu mendominasi.