Lumba-lumba, termasuk paus dan lumba-lumba sungai, memiliki sejarah evolusi yang sangat menarik.


Para ilmuwan meyakini bahwa nenek moyang mereka berasal dari kelompok mamalia berkuku genap (even-toed ungulates), yang mirip dengan serigala dan merupakan bagian dari keluarga Mesonychidae yang telah punah.


Sekitar 50 juta tahun lalu, pada periode Eosen, nenek moyang ini mulai beradaptasi dengan kehidupan akuatik. Seiring waktu, mereka kehilangan bulu tubuhnya dan mengembangkan kulit halus dengan lapisan lemak tebal untuk menjaga kehangatan di dalam air yang dingin. Tubuh mereka juga berubah menjadi lebih ramping untuk memudahkan berenang, telinga luar mereka menghilang, dan hidung mereka berpindah ke atas kepala menjadi lubang pernapasan (blowhole) agar bisa bernapas di permukaan air.


Ciri-Ciri Evolusi yang Menarik


Pada tahun 2006, di Jepang, seekor lumba-lumba bottlenose yang sangat unik ditemukan. Lumba-lumba ini memiliki dua struktur mirip sirip di dekat celah genitalnya, yang dipahami oleh para ilmuwan sebagai perkembangan signifikan dari anggota tubuh yang kini hanya tersisa sebagai sirip. Penemuan ini semakin menguatkan teori bahwa lumba-lumba dulu memiliki empat anggota tubuh yang berfungsi dengan baik, yang seiring waktu berevolusi menjadi sirip yang kita lihat sekarang.


Struktur Anatomi Lumba-Lumba


Lumba-lumba umumnya memiliki panjang tubuh antara 1 hingga 2 meter, dengan orca sebagai spesies terbesar yang bisa tumbuh lebih dari 9 meter. Tubuh mereka yang ramping sangat cocok untuk berenang cepat. Kepala lumba-lumba memiliki struktur dahi yang khas, yang digunakan untuk vokalisasi dan echolocation (pemantulan suara). Lumba-lumba juga memiliki beberapa ciri anatomi yang membedakan mereka dari paus lainnya, seperti tulang belakang leher yang menyatu, jumlah tulang rusuk yang lebih sedikit, dan rahang yang memanjang. Gigi mereka juga tumpul, berbeda dengan gigi tajam yang dimiliki banyak hewan laut lainnya.


Kulit dan Tekstur Lumba-Lumba


Kulit lumba-lumba sangat halus dan licin, menyerupai sutra, namun memiliki tekstur seperti spons. Mereka mengganti dan memperbarui sel kulit luar setiap dua jam, yang mengurangi gesekan dan memungkinkan mereka berenang dengan kecepatan hingga 60 km/jam serta melompat setinggi 7 meter keluar dari air. Keistimewaan ini bahkan menginspirasi inovasi dalam desain pakaian selam dan kapal laut. Berbeda dengan mamalia lainnya, lumba-lumba tidak memiliki bulu pada kulitnya. Meski bayi lumba-lumba mungkin memiliki beberapa rambut halus di sekitar moncongnya, rambut tersebut akan hilang segera setelah kelahiran. Satu-satunya pengecualian adalah lumba-lumba sungai, yang memiliki beberapa rambut pendek di sekitar moncongnya.


Lubang Pernapasan (Blowhole) dan Sistem Pernapasan


Lumba-lumba tidak memiliki lubang hidung terpisah seperti beberapa spesies paus. Sebagai gantinya, mereka memiliki satu lubang pernapasan (blowhole) yang terletak di bagian atas kepala mereka. Inilah satu-satunya saluran yang digunakan untuk bernapas, yang membedakan mereka dari paus balin. Lumba-lumba menghembuskan udara saat berada di bawah air dan menghirup udara ketika mereka muncul ke permukaan. Ketika menyelam, mereka menutup lubang pernapasan untuk mencegah air laut masuk ke dalam paru-paru mereka. Menariknya, rongga hidung lumba-lumba tidak memiliki indera penciuman. Proses pernapasan mereka bersifat sukarela, dan jika lumba-lumba kehilangan kesadaran, mereka bisa dengan cepat kehabisan oksigen tanpa bantuan eksternal, seperti resusitasi buatan saat operasi.


Otak dan Kecerdasan Lumba-Lumba


Lumba-lumba memiliki otak yang relatif besar dibandingkan dengan paus lainnya, dengan bagian vokalisasi yang sangat berkembang. Struktur otak mereka lebih kompleks daripada banyak primata, dengan jaringan korteks yang rumit dan banyaknya neuron. Walaupun IQ mereka mungkin lebih tinggi daripada beberapa primata non-manusia, kapasitas otak mereka lebih kecil dibandingkan dengan spesies seperti gorila atau simpanse.


Echolocation (Pemantulan Suara)


Lumba-lumba memiliki kemampuan echolocation yang luar biasa untuk menavigasi dan berburu di perairan yang gelap. Gelombang suara dipancarkan melalui struktur dahi dan difokuskan dalam berkas paralel. Gelombang suara ini kemudian diteruskan melalui rahang bawah dan sampai ke telinga dalam yang berada di bagian belakang rahang. Dengan menganalisis gema yang kembali, lumba-lumba dapat menentukan jarak dan ukuran objek yang ada di depannya. Kemampuan canggih ini sangat penting bagi mereka dalam berburu di lautan yang dalam dan gelap.


Karakteristik Unik dan Kemampuan Penyembuhan Lumba-Lumba


Sebagian besar spesies lumba-lumba memiliki paruh yang menonjol, dan beberapa bahkan menunjukkan lengkungan senyum di rahang mereka. Selain itu, banyak lumba-lumba yang memiliki gigi konus dan tumpul, dengan beberapa spesies memiliki hingga 250 gigi. Lumba-lumba juga dikenal karena kemampuan penyembuhan yang luar biasa. Misalnya, luka akibat serangan hiu sembuh dengan cepat, dan luka dalam jarang menyebabkan kehilangan darah yang fatal. Penyebab pasti dari kemampuan ini belum sepenuhnya dipahami, namun infeksi pada luka tersebut sangat jarang terjadi.


Lumba-lumba adalah salah satu makhluk paling luar biasa di lautan, dengan ciri-ciri anatomi yang unik untuk mendukung gaya hidup akuatik mereka. Dari tubuh yang ramping hingga kemampuan echolocation yang canggih, lumba-lumba telah beradaptasi dengan cara yang menakjubkan untuk bertahan hidup di lingkungan mereka. Seiring dengan penemuan baru yang terus berkembang, jelas bahwa lumba-lumba tetap menjadi salah satu keajaiban alam yang paling mengagumkan.