Mobil klasik selalu memiliki daya tarik tersendiri, yang membuat para penggemar otomotif di seluruh dunia terpesona. Kini, dengan tren camping yang semakin populer, banyak orang mulai membeli dan memodifikasi mobil vintage.
Namun, jika kita melihat para penggemar mobil klasik di Jepang, apa yang mereka cari dalam kendaraan kesayangan mereka? Untuk menggali lebih dalam, UOMO Magazine mengundang 8 pecinta mobil klasik untuk berbagi kisah unik mereka tentang ikatan mereka dengan mobil-mobil legendaris tersebut.
1. Volvo 240 GL (1981)
Shoichi Yamada, seorang desainer interior, memiliki kecintaan mendalam pada mobil-mobil Volvo. Dikenal karena keamanannya yang luar biasa dan ketahanannya, tak heran jika Shoichi langsung jatuh hati saat pertama kali melihat Volvo 240 GL ini. Ia melakukan beberapa modifikasi, termasuk mengganti warna mobil dari burgundy asli menjadi hijau mencolok dan meningkatkan interiornya. Meski desain mobil ini mungkin terlihat usang, Shoichi sangat menikmati pengalaman mengendarai mobil yang memerlukan keterampilan fisik yang lebih. Meskipun performa mobil sedikit berkurang setelah modifikasi, Shoichi justru menikmati kecepatan yang lebih lambat, sesuai dengan kepribadiannya yang tenang dan introvert. Baginya, akhir pekan yang dihabiskan di luar ruangan bersama mobilnya bukan tentang kecepatan, tetapi tentang menikmati hidup.
2. Jaguar XJS (1995)
Direktur merek fashion, Seitaro Yamazaki, memilih Jaguar XJS karena pesona elegan khas Inggris dan performa mobil yang bertenaga. Seitaro menginginkan kendaraan yang elegan namun cepat, dan Jaguar XJS memenuhi semua keinginannya. Sebelumnya berwarna burgundy gelap, mobil ini kini berubah menjadi biru navy yang sophisticated. Seitaro mengenang perjalanan pertamanya, yang terjadi di jalan pegunungan yang berkabut, di mana mobil ini terasa anggun seperti jaguar yang sedang berburu. Meskipun usianya lebih dari 20 tahun, interior kulit dan kayu walnut mobil ini tetap dalam kondisi sempurna, menandakan kualitas pembuatan yang luar biasa. Meskipun istrinya tidak begitu memahami kecintaannya pada mobil tua, anak-anaknya menganggap mobil ini sebagai mobil sport sejati.
3. Mercedes-Benz 230TE (1984)
Stylist fashion, Ryohei Mizuno, jatuh cinta pada Mercedes-Benz 230TE karena estetika industri yang khas era 1970-an hingga 1990-an. Menjalankan toko vintage sebagai sampingan, Ryohei membutuhkan mobil yang luas untuk keperluan pekerjaan dan perjalanan. Eksterior biru mobil ini langsung menarik perhatian Ryohei, dan desain klasik biru, putih, serta perak memberikan nuansa nostalgia yang mendalam. Bahkan sebelum membelinya, Ryohei sudah membayangkan mobil ini akan digunakan untuk perjalanan dan pekerjaan. Beruntung, kondisi mobil ini masih sangat baik, dan hanya ada sedikit modifikasi interior yang dilakukan. Hasilnya adalah mobil yang tidak hanya fungsional, tetapi juga penuh gaya dan elegan, sempurna bagi mereka yang menghargai sentuhan kemewahan.
4. Isuzu Piazza XE (1983)
Kazuki Goto, seorang desainer ruang, selalu menyukai Isuzu Piazza XE, terutama warna putih gading yang memberikan kesan gaya yang sederhana namun elegan. Ia sudah lama mendambakan mobil ini sejak masa kuliah, dan akhirnya, pada usia 22 tahun, impian itu menjadi kenyataan. Meskipun ruang di dalamnya terasa cukup sempit, mobil ini cukup nyaman untuk mengangkut empat orang dengan performa yang sangat baik. Kini, Kazuki menikmati perjalanan bersama mobil ini, terutama ketika mengunjungi tempat-tempat camping dan petualangan outdoor lainnya setiap akhir pekan. Mobil ini memberinya kebebasan untuk menikmati alam dengan cara yang berbeda.
5. Porsche 911 (Type 993, 1995)
Makoto Teshima, seorang pembuat sepatu, memiliki Porsche 911 (Type 993) sebagai mobil kesayangannya. Porsche 911 ini dikenal dengan desain rampingnya dan performa luar biasa. Berbeda dari Porsche tradisional, model 993 ini memiliki desain yang lebih halus yang meningkatkan pengalaman berkendara. Bagi Makoto, mobil ini ibarat sepatu yang ia rancang, simple, mengalir, dan penuh karakter. Mobil ini tidak hanya memenuhi tuntutan berkendara profesional, tetapi juga nyaman untuk penggunaan sehari-hari. Bagi Makoto, Porsche 993 lebih dari sekadar mobil, ia adalah perpanjangan dari passion desain yang ia miliki.
6. Alfa Romeo 155 V6 2.5 (1997)
Katsuyoshi Kojima, seorang ahli tata rambut, mengendarai Alfa Romeo 155 V6 2.5 yang ia anggap sebagai perpaduan sempurna antara kecepatan dan gairah. Sejak kecil, Katsuyoshi memiliki kecintaan terhadap merek Alfa Romeo, yang diwarisi dari ayahnya yang membeli Alfa Romeo pertama keluarga mereka, GTV2000, pada tahun 70-an. Meskipun banyak yang khawatir bahwa memiliki mobil vintage akan mahal untuk pemeliharaannya, Katsuyoshi sangat menghargai hubungan emosional dan kenangan yang terkait dengan mobil ini. Baginya, esensi sejati dari kepemilikan mobil adalah sejarah yang dibawanya.
7. Nissan Gloria Van V20E (1996)
Desainer fashion Takumi Urisaka memilih Nissan Gloria Van V20E, sebuah mobil yang dulunya sering digunakan oleh pemilik toko kecil dan bisnis keluarga. Meski dulu mobil ini banyak ditemui, kini sangat sulit menemukan yang masih terawat, itulah sebabnya Takumi tertarik padanya. Eksterior putih dan desain bodi besar yang retro langsung memikatnya, dan setelah mengendarainya, Takumi merasa kenyamanan dan performa mobil ini melampaui ekspektasinya. Bahkan setelah 20 atau 30 tahun, daya tarik estetika mobil ini tetap terlihat, mengesankan Takumi dengan desain dan kualitas pembuatan yang sangat maju pada masanya.
8. GMC Rally STX (1979)
Kazuki Ibaraki, yang aktif di berbagai bidang mulai dari seni hingga kegiatan luar ruangan, memilih GMC Rally STX setelah memiliki lebih dari 20 mobil. Meskipun kondisi mobil ini sangat buruk saat dibeli, Kazuki langsung jatuh cinta dan melakukan berbagai modifikasi. Karena sebagian besar waktunya dihabiskan untuk perjalanan luar ruangan, ia membutuhkan mobil yang luas. Setelah restorasi, mobil ini kini mampu menampung lima orang dengan nyaman untuk menginap semalam. Berkat desainnya yang serbaguna, Kazuki bahkan mengubah kursi yang bisa diputar menjadi area lounge saat tidak digunakan.
Pada akhirnya, para penggemar mobil klasik ini mengingatkan kita bahwa mobil vintage lebih dari sekadar benda mekanis. Mobil-mobil ini menyimpan kenangan, cerita pribadi, dan hubungan dengan masa lalu yang tak ternilai. Bagi mereka, mengendarai mobil klasik bukan hanya soal kecepatan atau status, tetapi perjalanan emosional yang tak terhingga. Bagaimana dengan Anda, Lykkers? Apakah Anda pernah merasa ikatan mendalam dengan sebuah mobil tua? Apa mobil klasik impian Anda?