Hai Lykkers! Kita semua pasti pernah memotong alpukat, mengambil daging hijaunya yang lezat, dan menatap biji raksasa di tengahnya. Tapi pernahkah kalian bertanya-tanya—kenapa bijinya sebesar itu?
Rasanya nggak proporsional dibandingkan dengan buah lembut di sekitarnya. Hari ini, yuk kita selami misteri ini bareng-bareng!
Semua biji punya satu tujuan utama: menumbuhkan tanaman baru. Biji alpukat menyimpan nutrisi untuk memberi pohon muda awal yang baik. Karena alpukat kaya dan creamy, bijinya harus cukup besar untuk mendukung pohon masa depan yang tumbuh besar dan kuat. Tapi meski begitu, biji alpukat ini masih terasa kebesaran, kan?
Di sinilah ceritanya jadi benar-benar menarik. Para ilmuwan percaya alpukat berevolusi untuk dimakan oleh hewan-hewan raksasa yang hidup ribuan tahun lalu—seperti sloth raksasa atau gomphothere (kerabat jauh gajah). Hewan-hewan ini cukup besar untuk menelan alpukat utuh, termasuk biji besarnya. Nantinya, mereka akan “menanam” biji itu jauh dari pohon asalnya lewat kotorannya.
Hewan-hewan raksasa itu udah punah sejak lama, tapi alpukat kayaknya nggak dapat memo. Buah ini terus menghasilkan biji besar yang dirancang untuk hewan yang udah nggak ada. Jadi sekarang, kita punya buah yang masih membawa desain dari era kuno. Dalam satu cara, setiap alpukat yang kita makan menghubungkan kita dengan dunia yang lenyap ribuan tahun lalu.
Kebanyakan buah yang kita makan hari ini punya biji yang sesuai dengan ukuran buahnya—pikirkan apel, persik, atau ceri. Tapi alpukat nggak ngikutin pola itu. Seiring waktu, manusia mulai menanam dan membudidayakan alpukat karena dagingnya yang enak, bukan karena bijinya gampang diurus. Makanya buahnya jadi lebih creamy dan besar, tapi bijinya tetep gede. Evolusi jalan ke satu arah, dan pertanian jalan ke arah lain!
Kebanyakan dari kita buang biji itu, tapi tahukah kalian kalau biji ini bisa dipakai? Kalian bisa menumbuhkan tanaman alpukat baru di rumah. Cukup tancapkan tiga tusuk gigi di biji, letakkan di atas segelas air, dan tunggu akarnya muncul. Ini cara seru buat nanem pohon kecil sendiri.
Biji raksasa itu bukan cuma bikin repot—ini petunjuk tentang masa lalu liar alpukat. Ini nunjukin gimana alam merancang buah dan gimana waktu serta manusia mengubahnya. Jadi, lain kali kalian motong alpukat, luangin waktu sebentar buat menghargai biji besar itu. Dia punya cerita untuk diceritain.
Kalian suka alpukat nggak, kayak kami? Entah dijadiin guacamole atau diblender buat smoothie, alpukat selalu jadi favorit. Tapi sekarang, setelah tahu cerita di balik biji besar itu, makan alpukat jadi lebih menarik, kan? Pernah coba nanem pohon alpukat dari biji nggak? Yuk share tips dan cerita alpukat kalian—kita sama-sama dalam perjalanan hijau ini!