Seiring berkembangnya teknologi otomotif, masyarakat kini dihadapkan pada pilihan besar: apakah kendaraan berikutnya akan bertenaga listrik atau tetap menggunakan bensin?


Dengan mobil listrik (EV) yang semakin populer dan mobil bensin yang masih bertahan di beberapa wilayah, memahami perbedaan nyata di antara keduanya sangat penting untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan menguntungkan.


1. Sumber Energi dan Efisiensi: Siapa yang Lebih Hemat?


Mobil listrik mengubah lebih dari 85–90% energi listrik dari jaringan menjadi tenaga untuk roda. Sebaliknya, mobil bensin hanya mampu memanfaatkan sekitar 20–30% dari energi bahan bakarnya karena banyak yang hilang sebagai panas. Ini berarti mobil listrik jauh lebih efisien dalam menggunakan energi untuk menempuh jarak yang sama.


Selain itu, mobil listrik dilengkapi dengan fitur pengereman regeneratif yang mampu menangkap dan mengembalikan energi ke baterai saat melambat. Fitur ini tidak dimiliki oleh mobil bensin. Dalam penggunaan sehari-hari, khususnya di kota dengan lalu lintas padat dan banyak berhenti, mobil listrik terbukti lebih hemat dan efisien.


2. Biaya: Murah di Awal atau Hemat Sepanjang Waktu?


Mobil bensin biasanya memiliki harga awal yang lebih rendah. Sebagai contoh, mobil bensin jenis sedan kompak bisa dibanderol mulai dari Rp300 juta, sementara mobil listrik setara bisa mencapai Rp450–500 juta. Namun, biaya kepemilikan jangka panjang berbeda jauh.


Mobil listrik tidak memerlukan pergantian oli, memiliki lebih sedikit komponen bergerak, dan sistem pengereman yang lebih awet. Biaya pengisian daya juga jauh lebih murah. Untuk mengisi penuh baterai 60 kWh hanya membutuhkan sekitar Rp100–150 ribu, sedangkan mengisi tangki bensin 45 liter bisa menghabiskan Rp700–900 ribu, tergantung harga bahan bakar di wilayah Anda.


3. Performa: Kecepatan Senyap vs Tenaga Konvensional


Motor listrik memberikan torsi instan, sehingga akselerasi terasa cepat bahkan pada model standar. Misalnya, sebuah sedan listrik populer dapat melaju dari 0 ke 100 km/jam dalam waktu kurang dari 4 detik, lebih cepat dari banyak mobil sport berbahan bakar bensin.


Namun, mobil bensin masih unggul dalam beberapa situasi seperti perjalanan sangat jauh atau penarikan beban berat, di mana kapasitas baterai bisa menjadi kendala. Meski demikian, teknologi baterai terus berkembang pesat untuk menutupi kekurangan ini.


4. Dampak Lingkungan: Lebih dari Sekadar Emisi


Mobil listrik tidak menghasilkan emisi dari knalpot, yang berarti udara di kota bisa menjadi lebih bersih jika penggunaannya meluas. Meski begitu, ada kekhawatiran terkait dampak lingkungan dari proses produksi baterai, terutama dalam penambangan bahan seperti litium dan kobalt.


Namun, berdasarkan berbagai penelitian, total emisi sepanjang masa pakai mobil listrik, termasuk produksi baterai masih 40–70% lebih rendah dibandingkan mobil bensin. Terlebih, seiring bertambahnya pembangkit energi terbarukan di berbagai negara, jejak karbon mobil listrik akan terus berkurang.


5. Pengisian Daya vs Mengisi Bahan Bakar: Mana yang Lebih Praktis?


Stasiun pengisian bensin memang sudah tersebar di mana-mana. Tapi infrastruktur pengisian daya mobil listrik juga berkembang sangat cepat. Di Indonesia dan negara lainnya, titik pengisian umum terus bertambah setiap bulan.


Dengan pengisi daya cepat, baterai mobil listrik bisa terisi hingga 80% hanya dalam 30 menit. Lebih menarik lagi, pengisian di rumah menjadi keunggulan tersendiri, cukup pasang charger Level 2, dan baterai bisa penuh dalam semalam. Namun, bagi penghuni apartemen atau penyewa rumah, akses ke pengisian daya pribadi masih menjadi tantangan tersendiri.


6. Ketahanan Baterai dan Penggantian


Baterai mobil listrik saat ini dirancang untuk tahan lama. Sebagian besar pabrikan menawarkan garansi hingga 8 tahun atau 160.000 km. Data di lapangan menunjukkan banyak baterai masih menyimpan 70–90% kapasitasnya bahkan setelah masa itu.


Menariknya, baterai bekas dari mobil listrik tak langsung dibuang, mereka bisa dimanfaatkan kembali untuk menyimpan energi dari panel surya atau menjadi cadangan listrik untuk rumah.


7. Nilai Jual Kembali dan Penyusutan


Mobil bensin dulunya lebih unggul dalam hal nilai jual kembali. Tapi tren ini mulai bergeser. Banyak negara dan wilayah sudah menetapkan batas waktu untuk menghentikan penjualan mobil bensin, seperti Uni Eropa dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang menargetkan penghentian penjualan mobil bensin baru pada tahun 2035.


Mobil listrik dengan jangkauan lebih dari 400 km kini semakin diminati dan mempertahankan nilai jualnya lebih baik. Sebaliknya, model listrik lama dengan jarak tempuh terbatas mengalami penurunan nilai lebih cepat.


8. Dukungan Pemerintah dan Kebijakan Global


Negara-negara di seluruh dunia terus mendorong adopsi mobil listrik melalui berbagai insentif, seperti potongan pajak, subsidi, dan pembebasan biaya masuk jalan tol. Misalnya, di beberapa wilayah Indonesia, pemilik mobil listrik sudah mulai menikmati insentif pajak kendaraan rendah emisi.


Dengan adanya peraturan baru, target emisi, dan dorongan terhadap kendaraan ramah lingkungan, pasar kendaraan listrik terus tumbuh pesat dan mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak.


9. Masa Depan: Akankah Mobil Bensin Masih Bertahan?


Meski kendaraan listrik diprediksi akan mendominasi dalam beberapa tahun ke depan, mobil bensin belum akan lenyap sepenuhnya. Teknologi mesin konvensional masih berkembang, dan pada sektor-sektor tertentu seperti logistik, kendaraan besar, dan wilayah terpencil, mobil bensin tetap punya tempat.


Namun, dengan harga baterai yang terus turun, infrastruktur pengisian daya yang berkembang, dan kesadaran lingkungan yang meningkat, mobil listrik diperkirakan akan menjadi pilihan utama untuk penggunaan pribadi dan perkotaan dalam dekade mendatang.


Mobil listrik kini bukan sekadar tren, tapi menjadi simbol masa depan otomotif yang lebih bersih, efisien, dan ekonomis. Sementara mobil bensin masih punya kelebihan di beberapa aspek, masa depannya semakin terbatas. Jika ingin berinvestasi pada kendaraan yang ramah lingkungan, hemat biaya, dan canggih, pilihan sudah jelas: masa depan ada di tangan mobil listrik. Apakah Anda siap beralih ke kendaraan masa depan hari ini?