Planet-planet di alam semesta tidak muncul begitu saja. Mereka lahir di dalam piringan protoplanet, struktur raksasa berbentuk cakram yang mengelilingi bintang-bintang muda.
Di dalam piringan inilah semua bahan mentah pembentuk planet berkumpul, terutama partikel padat kecil yang dikenal sebagai kerikil kosmik.
Meskipun ukurannya hanya milimeter atau bahkan lebih kecil, kerikil-kerikil inilah yang menjadi bahan utama pembentukan dunia-dunia baru. Namun, pertanyaannya: kapan, di mana, dan bagaimana planet-planet mulai terbentuk dari piringan ini?
Dalam satu dekade terakhir, para astronom menggunakan teleskop ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) di Tiongkok untuk mengamati piringan protoplanet dengan detail yang luar biasa. Yang mengejutkan, alih-alih melihat kerikil tersebar merata, para peneliti menemukan bahwa kerikil-kerikil ini berkumpul membentuk struktur cincin-cincin melingkar yang sangat teratur.
Cincin-cincin ini bukan hanya pola indah di angkasa. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi kunci utama pembentukan planet. Seolah-olah piringan ini memiliki jalur produksi alami, tempat kerikil berkumpul dan mulai membentuk cikal bakal planet.
Dengan bantuan simulasi numerik canggih (dikenal sebagai simulasi N-benda), para ilmuwan menghitung bagaimana objek-objek di dalam piringan berinteraksi seiring waktu. Hasilnya sangat mencengangkan!
Kondisi di dalam cincin ternyata sangat ideal untuk pembentukan planet. Cikal bakal planet yang terbentuk di sana bisa tumbuh sangat cepat karena menarik kerikil dari sekelilingnya. Bayangkan seperti bola salju yang menggelinding dan semakin besar.
Namun, apa yang terjadi setelah planet mulai tumbuh sangat tergantung pada pergerakannya di dalam piringan.
Jika planet yang baru lahir tetap berada di dalam cincin, ia bisa tumbuh terlalu besar dan akhirnya menghancurkan cincin itu sendiri karena menarik terlalu banyak material. Tapi jika planet tersebut bergerak menjauh ke arah pusat bintang, ia meninggalkan ruang kosong yang bisa dimanfaatkan oleh "saudara-saudaranya" untuk tumbuh juga.
Fenomena ini menciptakan efek berantai, mirip seperti jalur produksi kosmik, di mana planet-planet terbentuk satu per satu dan berpindah posisi seiring waktu. Hasil akhirnya? Sebuah sistem planet yang kompleks, seperti yang kita lihat di banyak bintang di luar Tata Surya.
Ada anggapan umum bahwa cincin-cincin ini terbentuk karena planet-planet yang sudah ada menggali jalur di dalam piringan, seperti kapal yang membelah lautan. Namun, penelitian terbaru justru memberikan pandangan berbeda.
Sebelumnya, para peneliti telah mengusulkan bahwa cincin bisa terbentuk tanpa kehadiran planet sama sekali. Interaksi antara gas dan debu di dalam piringan bisa membuat kerikil-kerikil berkumpul secara alami, menciptakan struktur cincin yang padat.
Jadi, bisa jadi justru cincinlah yang menciptakan planet, bukan sebaliknya.
Penelitian terbaru memberikan harapan baru. Ternyata, beberapa planet bisa terbentuk dari satu cincin tanpa menghancurkannya. Ini membuka kemungkinan bahwa satu cincin bisa melahirkan beberapa planet sekaligus, terutama di sistem bintang yang memiliki planet besar dan jaraknya jauh dari bintangnya.
Jadi, apakah cincin membentuk planet atau planet membentuk cincin? Mungkin saja keduanya benar! Ini seperti teka-teki "ayam atau telur" dalam skala galaksi.
Penemuan ini bukan hanya membantu memahami bagaimana planet terbentuk, tapi juga memberikan petunjuk penting tentang sistem planet di luar sana. Jika cincin bisa membentuk planet tanpa rusak, maka sistem bintang lain yang memiliki cincin serupa kemungkinan besar juga memiliki banyak planet tersembunyi.
Ini membuka peluang luar biasa bagi para astronom untuk menemukan dunia baru dan lebih memahami awal mula planet seperti Bumi terbentuk.