Hi, Lykkers! Indonesia tidak hanya dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya, tetapi juga dengan ragam olahraga tradisional yang unik.


Olahraga ini dulunya dimainkan masyarakat sebagai hiburan, sarana kebugaran, sekaligus perekat sosial.


Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan dominasi olahraga modern, beberapa cabang olahraga khas Indonesia mulai jarang dimainkan bahkan hampir terlupakan.


Padahal, olahraga ini menyimpan nilai budaya dan filosofi mendalam.


Berikut tujuh cabang olahraga unik asli Indonesia yang patut dikenang dan dilestarikan.


1. Sepak Takraw


Olahraga ini sangat populer di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sepak takraw dimainkan dengan bola rotan, di mana pemain harus mengandalkan kaki, kepala, bahu, dan dada untuk mengontrol bola agar tidak jatuh ke tanah. Meski masih dipertandingkan di ajang resmi seperti SEA Games, sepak takraw di level masyarakat kini jarang terlihat dimainkan. Padahal, olahraga ini melatih kelincahan, kekuatan kaki, serta koordinasi tubuh yang luar biasa.


2. Pencak Silat


Sebagai seni bela diri tradisional, pencak silat bukan hanya olahraga, tetapi juga sarana melestarikan budaya dan filosofi kehidupan. Gerakannya memadukan seni, olahraga, dan spiritualitas. Pencak silat pernah mendunia ketika masuk dalam UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 2019. Sayangnya, minat generasi muda untuk belajar pencak silat mulai berkurang, tergeser oleh olahraga bela diri modern seperti karate atau taekwondo.


3. Egrang


Egrang adalah permainan tradisional yang mengandalkan keseimbangan di atas sepasang bambu tinggi. Dulu, anak-anak Indonesia sering memainkan egrang di halaman rumah atau saat acara perayaan kemerdekaan. Selain melatih keseimbangan, egrang juga meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan otot kaki. Kini, egrang lebih sering dipamerkan dalam festival budaya daripada dimainkan sehari-hari.


4. Panjat Pinang


Siapa yang tidak mengenal panjat pinang? Olahraga ini kerap hadir saat perayaan HUT RI. Para peserta harus bekerja sama memanjat batang pinang yang dilumuri pelumas licin untuk mencapai hadiah di puncaknya. Meski lebih dianggap sebagai permainan rakyat, panjat pinang menyimpan filosofi penting: kerja sama dan perjuangan untuk meraih tujuan. Namun di luar momen 17 Agustusan, olahraga ini nyaris tidak terlihat.


5. Pathol Sarang


Pathol sarang adalah gulat tradisional khas pesisir Jawa Tengah, khususnya di daerah Rembang. Dua orang bertarung dengan tujuan menjatuhkan lawan ke tanah. Olahraga ini biasanya dimainkan di pasir pantai, sehingga memberikan nuansa berbeda dibanding gulat modern. Kini, pathol sarang lebih sering dijadikan pertunjukan budaya ketimbang ajang kompetisi.


6. Karapan Sapi


Dari Madura, ada karapan sapi yang terkenal. Dua ekor sapi dipacu di lintasan tanah dengan seorang joki yang berdiri di atas kereta kayu kecil. Karapan sapi bukan sekadar perlombaan, tetapi juga pesta rakyat dengan iringan musik tradisional. Walau masih eksis, pamornya mulai menurun karena terbatas pada event tertentu dan munculnya isu kesejahteraan hewan yang membuat olahraga ini semakin jarang ditampilkan.


7. Debus


Dari Banten, debus adalah seni bela diri ekstrem yang menguji kekebalan tubuh. Praktisi debus menunjukkan atraksi luar biasa, seperti kebal senjata tajam, api, hingga pukulan keras. Di masa lalu, debus berfungsi sebagai latihan fisik sekaligus spiritual bagi para jawara. Kini, debus lebih dikenal sebagai pertunjukan budaya daripada latihan olahraga.


Menjaga Warisan Olahraga Nusantara


Tujuh cabang olahraga di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan olahraga tradisional Indonesia. Meski beberapa hampir terlupakan, upaya pelestarian masih bisa dilakukan. Sekolah, komunitas, hingga pemerintah bisa menjadikan olahraga tradisional sebagai bagian dari kurikulum, festival, atau kompetisi rutin.


Melestarikan olahraga unik ini bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga menjaga identitas budaya bangsa. Generasi muda perlu dikenalkan agar tidak hanya mengenal sepak bola atau basket, tetapi juga bangga memainkan olahraga asli negeri sendiri.