Pernahkah Anda menikmati burger, ayam goreng, dan soda sambil berpikir itu hanya sekadar makan enak?
Ternyata, menurut penelitian terbaru, kebiasaan mengonsumsi minuman manis bersamaan dengan makanan tinggi protein bisa membuat tubuh Anda lebih mudah menyimpan lemak! Yuk, kita kupas apa kata sains dan bagaimana cara membuat pilihan makan yang lebih cerdas!
Bagaimana Minuman Manis Mempengaruhi Tubuh Kita
Kita semua tahu bahwa minuman manis seperti soda dan jus kemasan mengandung banyak kalori tambahan. Tapi yang belum banyak disadari adalah bagaimana minuman ini berinteraksi dengan makanan tinggi protein. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di BMC Nutrition, minuman manis dapat memperlambat metabolisme tubuh, terutama saat dikonsumsi bersamaan dengan makanan berprotein tinggi.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari kalori ekstra dalam minuman manis tidak langsung dibakar oleh tubuh. Kalori ini justru tertahan dan akhirnya disimpan dalam bentuk lemak, terutama di area perut dan pinggang. Jadi, meskipun Anda merasa sudah makan makanan “seimbang,” minuman yang Anda pilih bisa membuat semuanya jadi sia-sia.
Kombinasi Makanan Tinggi Protein dan Minuman Manis = Timbunan Lemak Lebih Banyak
Para peneliti membandingkan efek makanan tinggi protein yang dikonsumsi dengan minuman manis dan non-manis. Hasilnya mengejutkan, saat peserta mengonsumsi minuman manis bersama makanan tinggi protein, tubuh mereka membakar lebih sedikit energi dan menyimpan lebih banyak lemak.
Hal ini terjadi karena tubuh secara alami akan memprioritaskan pembakaran karbohidrat (gula) terlebih dahulu untuk energi. Akibatnya, lemak dari makanan yang seharusnya dibakar justru tidak digunakan dan akhirnya disimpan.
Mengapa Karbohidrat Menjadi Fokus Utama Tubuh
Salah satu peneliti utama, Shanon Casperson, menjelaskan bahwa tubuh kita lebih cepat memproses karbohidrat dibandingkan dengan lemak. Saat kita mengonsumsi makanan tinggi protein yang disertai minuman manis, tubuh akan lebih dulu membakar gula dari minuman tersebut. Sementara itu, lemak yang ikut masuk bersama makanan jadi tidak terpakai dan disimpan di dalam tubuh.
Jika kebiasaan ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin berat badan Anda akan naik sedikit demi sedikit tanpa disadari, bahkan meski Anda merasa sudah makan sehat.
Eksperimen di Ruang Metabolik: Apa yang Ditemukan Para Ilmuwan
Penelitian ini melibatkan 27 orang dewasa sehat yang ditempatkan di ruang khusus bernama “metabolic room.” Di sana, para peneliti memantau konsumsi oksigen, keluaran karbon dioksida, serta menganalisis sampel limbah cair untuk melihat bagaimana tubuh memproses makanan.
Peserta diberi dua jenis makanan di hari yang berbeda:
- Hari pertama: makanan dengan 15% protein
- Hari kedua: makanan dengan 30% protein
Setiap makanan memiliki sekitar 500 kalori dan 17 gram lemak, terdiri dari makanan seperti telur, keju, kentang, dan mentega. Bersamaan dengan itu, peserta juga mengonsumsi minuman berperisa ceri manis di satu waktu, dan minuman bebas gula di waktu lain.
Minuman Manis Menurunkan Pembakaran Lemak hingga 8%!
Hasilnya sangat jelas:
- Saat makanan mengandung 15% protein dan dikonsumsi dengan minuman manis, pembakaran lemak menurun sebesar 7,2 gram.
- Saat makanan mengandung 30% protein, pembakaran lemak justru turun lebih banyak lagi, mencapai 12,6 gram.
Artinya, semakin tinggi kandungan protein dalam makanan, dampak negatif dari minuman manis terhadap metabolisme tubuh juga semakin besar.
Mengapa Tubuh Lebih Suka Membakar Gula daripada Lemak
Minuman manis mengandung karbohidrat sederhana yang langsung digunakan tubuh untuk energi. Karena itu, saat Anda mengonsumsi minuman manis bersamaan dengan makanan, tubuh akan fokus membakar gula tersebut terlebih dahulu. Lemak dari makanan tidak ikut terbakar dan akhirnya disimpan di bagian tubuh seperti perut, paha, dan pinggang.
Menurut Casperson, tambahan kalori dari minuman manis ini membuat tubuh semakin sulit untuk membakar cadangan lemak, dan ini bisa menjadi penyebab kenaikan berat badan secara perlahan tapi pasti.
Tips Sederhana untuk Pilihan Lebih Sehat
Kini, setelah kita tahu dampak minuman manis terhadap metabolisme tubuh, sudah saatnya kita lebih bijak memilih apa yang diminum saat makan. Berikut beberapa tips mudah:
- Gantilah minuman manis dengan air putih, teh herbal, atau minuman bebas gula.
- Padukan makanan tinggi protein dengan minuman rendah gula agar pembakaran lemak tetap optimal.
- Jika ingin menikmati minuman manis, sesekali saja, bukan setiap hari.
Anda tidak harus menghindari makanan favorit selamanya. Tapi dengan mengubah pilihan minuman, Anda sudah membantu tubuh bekerja lebih efisien dalam membakar energi dan mencegah penumpukan lemak.
Apakah Anda pernah merasa lesu setelah makan berat dengan minuman manis? Atau mungkin sudah mulai sadar bahwa kombinasi makanan tertentu bikin berat badan sulit turun? Yuk, bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!